Ramadhan tahun 1431 H sebentar lagi usai, meninggalkan kita dengan berbagai nilai. Hanya pribadi masing-masing yang bisa merasakan apakah ramadhan tahun ini kita benar-benar telah menggapai "takwa".
Ramadhan sudah sama-sama kita ketahui output apa sebenarnya yang ingin diraih. Salahsatunya adalah ramadhan mengajarkan agar kita bisa berempati, peduli pada saudara-saudara kita kelaparan dan bagaimana kita menjadi sehat dengan mengatur asupan makanan ke dalam tubuh kita.
Ada 2 hal yang patut kita renungkan dari amalan berpuasa pada bulan ramadhan ini, terkait dengan kondisi lingkungan hidup kita yang sudah semakin rusak.
- Berpuasa artinya menahan untuk tidak makan, minum, berhubungan sex serta hal-hal lain yangmembatalkan dari terbit fajar hingga tenggelamnya matahari (dari subuh hingga maghrib). Dengan tidak memasukkan makanan dan minuman ke dalam tubuh sekitar 12 jam tiap hari artinya organ pencernaan kita diberi kesempatan untuk istirahat, me"repair" dan mendetoksifikasi penyakit-penyakit yang ada di dalam tubuh. Hal itu berarti kalau kita ingin sehat maka kita harus memberi kesempatan kepada organ pencernaan kita untuk beristirahat dan membuang polutan yang ada di dalamnya. Pelajaran lain yang kita peroleh adalah lingkungan hidup kita kondisinya sudah sakit. Perlu kesadaran dari kita untuk meminimalisir sampah yang keluar ke lingkungan. Sudah saatnya kita memiliki "kecerdasan ekologis". Menurut David Goleman kita harus senantiasa mempertimbangkan resiko-resiko lingkungan yang timbul pada saat kita memutuskan untuk membeli/mengkonsumsi suatu barang. Apakah toples kue lebaran tahun lalu tidak mencukupi? Apakah toples itu hanya menambah beban lingkungan untuk mengurainya? Perlu tidak kita mengganti taplak meja, gorden atau sandal/sepatu jika akhirnya menambah beban bagi lingkungan. Rasulullah SAW memang menyunnahkan kita berpakaian, berhias dengan yang terbaik pada saat lebaran. "Terbaik" bukan berarti membeli yang baru.
- Berpuasa mengajarkan kita kesederhanaan, tidak berlebih-lebihan dalam mengkonsumsi makanan atau barang lainnya. Namun menjadi ironi manakala yang kita temui adalah meningkatnya belanja makanan pada setiap rumah tangga di bulan ramadhan. Pada akhirnya produksi sampah meningkat, beban lingkungan semakin berat karena konsumsi yang berlebihan pada bulan ramadhan. Padahal Rasulullah SAW sudah mengajarkan berbuka cukup dengan beberapa butir kurma dan seteguk air.